Ticker

6/recent/ticker-posts

Dunia Menuju Satu Sistem dan Dikendalikan Chip, Simak Tesis Komjen Dharma Pongrekun

Gardanews.my.id, Jakarta, 
"Baru-baru ini viral video jenderal polisi bintang yang menyebut adanya agenda global di tengah pandemi Covid-19."

Rupanya orang yang bicara hal tersebut bukanlah orang biasa melainkan seorang petinggi Polri, Komjen Pol Dharma Pongrekun.

Siapa Dharma Pongrekun? 

Saat ini Dharma Pongrekun menjabat Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 
Pria kelahiran Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Januari 1966 ini memiliki karier cemerlang di kepolisian.

Dharma tercatat sebagai lulusan Akademi Polisi (Akpol) tahun 1988.

Di Akpol, Dharma dikenal berprestasi dan disiplin.

Dharma yang juga tercatat sebagai staf pengajar utama di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) Lemdikpol Polri ini  adalah penerima anugerah Adhi Makayasa, gelar kehormatan yang diberikan kepada lulusan terbaik Akpol dan akademi militer (akmil).

Dharma Pongrekun juga pernah mencalonkan diri sebagai Calon Pimpinan KPK.

Dharma bersama 8 jenderal polisi lainnya termasuk Irjen Firli Bahuri. 

Namun dalam perjalanannya Firli-lah yang dipilih DPR.

Namun nama Dharma Pongrekun mendadak jadi perbincangan di tengah pandemi corona usai videonya tentang sistem global mencuri perhatian netizen.

Simak Videonya disini..!!


Salah satunya adalah saat Dharma berbicara di channel JT Perspektif 25 Juli 2020 lalu.

Penulis buku 'Indonesia dalam Rekayasa Kehidupan' ini menuturkan fenomena yang sedang terjadi saat ini. 

Yakni warga dunia digiring menuju pada pada satu sistem dunia yang dikenadlikan oleh elite global.

“One system for all, dan nanti kendalinya ada pada chip. Sebenarnya sudah ada, sedang dibuat tinggal pengumpulan data,”

“Kita nggak perlu bawa apa-apa, semua identitas ada di sini (chip). Data medical record, pasport ada di sini,” jelasnya.

Ini bukan kali pertama Komjen Dharma bicara soal konspirasi global. 

Bahkan sebelum pandemi Covid-19 yakni September 2019 dalam video di youtube Dharma juga sudah mengingatkan tentang agenda globalis ini. 

Sekarang telah terjadi gerakan globalisasi yang mana tak hanya menghancurkan Indonesia tapi seluruh dunia, catat itu," katanya.

Dharma menyebut elite global bekerja secara struktur, sistematis dan massif.

"Mereka bekerja secara halus sehingga kita terhipnotis," katanya.

Bill Gates Jadi Tertuduh

Virus corona (Covid-19) sampai saat ini terus menginfeksi dan sebabkan kematian manusia. Tapi masih saja ada yang menilainya konspirasi. Ini faktanya. 

Seiring dengan kemunculan wabah virus corona, berbagai pihak mulai melayangkan pendapatnya atas pandemi yang saat ini terjadi. Salah satunya menyasar ke tokoh dunia, yakni Bill Gates.

Tudingan soal konspirasi virus corona yang berhubungan dengan Bill Gates dilatarbelakangi oleh sebuah pidatonya pada 2015 silam yang memperingatkan adanya virus di masa depan.
"Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang selama beberapa dekade ke depan, itu kemungkinan merupakan virus yang sangat menular daripada perang," kata Bill Gates.

Menurut sebuah studi oleh The New York Times dan Zignal Labs, teori-teori yang menghubungkan virus corona dengan Bill Gates disebutkan sebanyak 1,2 juta kali di televisi atau media sosial antara Februari dan April 2020, sepeti dikutip dari pemberitaan BBC, Jumat (5/6/2020).

"Beberapa tokoh di tanah air, seperti Jenrix ikut mempercayai soal konspirasi virus corona hanya rekayasa kaum elite global, salah satu elite global yang sering disebutkannya adalah Bill Gates."

"Hal serupa juga dinyatakan oleh mantan Menteri Kesehatan RI, Siti Fadilah Supari."

Beberapa waktu lalu melalui video yang sempat viral, ia percaya bahwa Covid-19 hanyalah sebuah konspirasi elite global. 

Bahkan, sampai saat ini tak sedikit orang yang mengaku percaya bahwa Covid-19 sebetulnya tidak ada. 

Oleh karenanya, banyak orang yang sampai saat ini menyepelekan virus tersebut. 

Padahal, virus corona (Covid-19) sejauh ini telah menginfeksi lebih dari 16 juta orang di dunia, dan telah menewaskan sebanyak 600 ribu orang.

"Seperti yang kita lihat bersama, kasusnya semakin lama semakin meningkat, tidak hanya di Indonesia tapi di seluruh dunia, dan sudah banyak korban yang berjatuhan, banyak tenaga kesehatan yang gugur, bukan hanya di Indonesia tapi juga di tempat lain di dunia," ujar Wiku, saat konferensi pers di Media Center, Graha BNPB, Jakarta, pada Selasa (28/7/2020).

Wiku kemudian mengimbau masyakarat untuk tidak lengah. 

Kondisi saat ini dibuktikan dengan data yang riil dan yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia.

"Jadi, bukan berupa konspirasi. Kami mohon agar, semua pihak melihat apa yang terjadi di angka yang ada di seluruh dunia, dan kita betul-betul menjaga keamanan dan keselamatan anggota keluarga kita semuanya," imbaunya. 

Wiku pun berpesan agar setiap individu untuk menyampaikan pesan yang baik kepada masyarakat. 

source : tribunnews.com