Ticker

6/recent/ticker-posts

Kisah Sufi, Yang Bacaan Surat Al-Fatihahnya Kurang Fasih


 Ada seorang Sufi yang maqomnya setingkat wali, bernama Syaikh Abu Said Abul Khoir. Beliau dikaruniai banyak Karomah dari Allah SWT, walau bacaan ayat-ayat Al-Qur'an Beliau sangat tidak fasih.

_Pada suatu hari ada Ustadz muda, yang ingin sekali berguru kepada Sufi tersebut. Perjalanan yang memakan waktu berminggu lamanya dilalui oleh Ustadz muda tersebut demi menuju rumah Sang Sufi yang kebetulan terletak di tengah gurun padang pasir. Akhirnya sampailah Ustadz Muda tersebut di rumah Sang Sufi tersebut.

_Syekh Abul Khoir sedang mengaji. Pada waktu Sang Syekh membaca surat Al- Fatihah, pada saat itulah Sang Ustadz Muda kurang puas terhadap bacaan al-fatihah Syekh Abul Khoir, yang menurut Ustadz Muda tersebut kurang pas makhroj bacaan Al-Qur'an.

_"Bagaimana mungkin ia seorang sufi, sedangkan bacaan Al-Fatihahnya saja tidak fasih". Gumam Ustad Muda dalam hati.
 
_Atas bacaan Sang Sufi tersebut akhirnya, Sang Ustadz muda mengurungkan niatnya untuk berguru kepada Syekh Abu Said Abul Khoir.

_Dengan perasaan kecewa, Ustadz Muda tersebut kemudian segera meninggalkan kediaman Sang Syekh. Ditengah perjalanan, Ustadz Muda tersebut di cegat 2 ekor singa besar yang siap menerkamnya. Wajah Ustadz muda segeralah Pucat pasi.

_Dengan sekuat tenaga, Ustadz Muda tersebut berteriak dengan kerasnya, yang kemudian didengar oleh Sang Syekh._ 

_Dengan tergopoh-gopoh Syekh Abul Khoir segera meninggalkan majelisnya, menuju arah suara. Ketika sampai ditempat, sang syekh segera berkata dengan kedua ekor singa tersebut sambil memandangi matanya: "Wahai singa, bukankah aku sudah katakan jangan pernah mengganggu para tamuku".

_Sungguh ajaib, singa tersebut kemudian segera bersimpuh di hadapan Sang Syekh. Setelah di elus kepalanya kedua singa tersebut segera meninggalkan Syekh Abul Khoir dan Ustadz muda._
_"Bagaimana anda bisa menaklukan singa2 liar lapar tersebut ?" Tanya Ustadz Muda keheranan kepada Syekh Abul Khoir.

_"Wahai anak muda, selama ini aku mencoba menaklukan hatiku agar senantiasa tidak pernah menaruh prasangka buruk kepada orang lain dan selalu mencintai Allah ketimbang yang lainnya.

_Atas perbuatanku ini oleh Allah, aku dikaruniai karomah alam semesta ini-termasuk binatang buas di pasir ini-juga takluk dihadapanku". Jawab Syekh Abu Khoir._

_"Apakah engkau tahu kelemahanmu anak muda?" Tanya Sang Syekh kepada Ustadz Muda tersebut.

_"Tidak Guru !" Jawab Ustadz Muda dengan menundukan wajah memerah menahan malu.

_"Selama ini kamu hanya konsentrasi memperhatikan hal-hal lahiriah semata, sehingga lupa memperhatikan hatimu, karena itulah kamu lebih takut kepada alam semesta ini". Jelas Syekh Abul Khoir.

_Atas kejadian tersebut akhirnya, UstadzMuda menetapkan hatinya untuk menjadi murid waliyullah Sufi, Syekh Abu Said Abul Khoir.

 Ø§Ù„لهم صل على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم